Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, rencana pemerintahan Prabowo Subianto untuk mengalihkan subsidi energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah langkah yang cukup positif. Hal ini dianggap efektif dalam mengurangi ketergantungan impor BBM dan mengurangi anggaran subsidi secara signifikan. Meskipun demikian, Bhima menyadari bahwa kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan kelas menengah.
Bhima mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan kelas menengah yang tidak termasuk dalam penerima BLT akan terkena dampak dari penghapusan subsidi BBM. Mereka mungkin harus membeli BBM dengan harga pasar yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi daya beli mereka. Sebagai informasi, tidak semua penerima BLT dan pengguna BBM bersubsidi berasal dari kalangan masyarakat miskin.
Dalam konteks ini, Bhima menyarankan agar cakupan bantuan BLT diperluas untuk tidak hanya menyasar masyarakat miskin, tetapi juga kelompok rentan miskin dan kelas menengah. Pasalnya, di Indonesia sendiri, jumlah kelompok ini mencapai 137,5 juta orang atau hampir setengah dari total populasi.
“Bantuan Langsung Tunai seharusnya tidak hanya ditujukan untuk orang miskin, namun juga untuk kelompok rentan miskin dan kelas menengah yang bisa terdampak oleh penghapusan subsidi BBM,” ujar Bhima kepada CNBC Indonesia.
Bhima juga mengekspresikan kekhawatirannya terhadap potensi penurunan daya beli masyarakat akibat kebijakan ini. Jika cakupan BLT tidak mencukupi sebagai kompensasi dari penghapusan subsidi BBM, maka konsumsi rumah tangga bisa turun di bawah 4% secara tahunan pada tahun depan.
Dengan demikian, Bhima menekankan pentingnya memperhatikan berbagai aspek dalam merancang kebijakan pengalihan subsidi energi ke BLT. Langkah ini harus memperhitungkan dampaknya terhadap berbagai kelompok masyarakat, termasuk kelas menengah yang rentan terdampak. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi terus-menerus untuk memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat.
Secara keseluruhan, Bhima melihat bahwa rencana pemerintah untuk mengalihkan subsidi energi ke BLT memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan subsidi dan mendukung target-target ekonomi nasional. Namun, perlu ada upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat miskin, tetapi juga kelompok rentan miskin dan kelas menengah.