Produk kecantikan dengan kandungan bermanfaat untuk menenangkan kulit, meningkatkan skin barrier, dan mengatasi jerawat diprediksi akan menjadi pilihan konsumen pada tahun 2025. Menurut Co-Founder & CEO Social Bella, Christopher Madiam, pola pemilihan produk kecantikan, baik make up maupun skin-care, sedang mengalami perubahan. Konsumen Indonesia di tahun mendatang diperkirakan akan lebih memilih produk berdasarkan kandungan bahan daripada hanya loyal pada satu merek tertentu.
“Beberapa hal yang kami amati saat ini adalah bahwa pelanggan tidak hanya fokus pada merek, tetapi juga pada bahan-bahan yang dijual oleh merek-merek ini,” ujar Co-Founder & CEO Social Bella, Christopher Madiam dalam acara Sociolla Beauty Wonderland (SBW), Jumat (9/11/2024). Madiam menjelaskan bahwa konsumen Indonesia semakin menyadari pentingnya bahan-bahan yang terkandung dalam produk skincare dan kosmetik. Produk kecantikan yang lembut dan menenangkan kulit diprediksi akan semakin diminati.
“Kami melihat bahwa saat ini ada banyak bahan-bahan yang sedang tren,” tambahnya. Dokter estetika, dr. Abelina, yang hadir dalam konferensi pers, menjelaskan bahwa tren kecantikan ke depan masih akan berfokus pada produk yang mampu mencerahkan kulit, lembut, dan dapat menyembuhkan jerawat. Namun, dia juga mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu terburu-buru mengikuti tren dan mencoba produk baru tanpa pertimbangan yang matang.
“Jangan terlalu ikut-ikutan. Penting untuk tetap kritis. Jika kulit kita sudah cocok dengan suatu produk, mengapa harus berganti?” ungkapnya. Studi Insight Factory yang dilakukan oleh Sociolla tentang tren kecantikan di Indonesia menunjukkan bahwa minat pencarian terhadap bahan-bahan dalam produk kecantikan lebih tinggi dibandingkan dengan merek.
Meskipun masih banyak orang yang mencari produk berdasarkan merek dan kategori, tren yang terlihat menunjukkan bahwa semakin banyak konsumen yang mulai mencari informasi tentang bahan-bahan yang terkandung dalam produk. Bahkan, minat pencarian konsumen terhadap bahan-bahan tersebut meningkat hingga 49%.
Dengan perkembangan ini, produsen produk kecantikan diharapkan dapat lebih memperhatikan kandungan bahan yang mereka gunakan dalam produknya. Konsumen pun diharapkan lebih cerdas dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit mereka, bukan hanya sekadar mengikuti tren tanpa pertimbangan yang matang.