Insiden tembakan yang melukai mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat berkampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) dipandang sebagai momen yang berpotensi mempengaruhi Pilpres Amerika Serikat (AS) yang akan datang pada bulan November. Elektabilitas Trump justru meningkat setelah kejadian tersebut, dengan mayoritas publik di AS semakin simpati terhadapnya. Hal ini diungkapkan oleh mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dino Patti Djalal, dalam akun media pribadinya yang dikutip oleh RMOL pada Senin (15/7).
Menurut Dino, efek dari upaya penembakan terhadap Trump membuat peluang kemenangan Trump dalam pemilu AS bulan November mendatang mencapai 99%. Mantan Dubes RI untuk AS itu juga menyatakan bahwa isu-isu strategis lainnya akan mulai tersisihkan, sementara citra Joe Biden, pesaing Trump dalam Pilpres, semakin redup karena kondisi fisiknya yang terlihat lemah.
“Dalam beberapa minggu ke depan, seluruh perhatian publik akan tertuju pada Trump, simpati terhadap Trump akan meningkat secara signifikan, isu-isu penting lainnya akan terabaikan, nasionalisme AS akan semakin mendukung Trump, dan citra Trump sebagai ‘survivor of assassination attempt’ dengan wajah berdarah namun tetap berjuang akan kontras dengan citra Biden yang terlihat lemah secara mental dan fisik,” tambah Dino.
Hasyim Djalal, putra dari pakar hukum laut Indonesia, menambahkan bahwa profil dari penembak juga akan memengaruhi pandangan publik terhadap elektabilitas Trump. “Profil penembak, termasuk afiliasi politik, status sosial ekonomi, ras, dan agama, jika terungkap, juga dapat mempengaruhi respon publik dan politik terhadap aksi penembakan ini,” pungkasnya.
Dengan adanya insiden tembakan tersebut, Trump tampaknya mampu memanfaatkannya untuk menguatkan posisinya dalam persaingan Pilpres AS. Simpati publik yang meningkat dan citra Trump yang semakin kuat sebagai seorang pejuang di tengah cobaan, membuat elektabilitasnya semakin meningkat. Sementara itu, Biden harus berjuang untuk menjaga citranya yang mulai redup dan terus berusaha untuk menarik perhatian publik.
Dalam situasi politik yang semakin memanas menjelang Pilpres AS, segala hal bisa terjadi dan perubahan cepat dapat terjadi. Kita akan terus melihat perkembangan selanjutnya dan bagaimana kedua kandidat akan berusaha memenangkan hati rakyat Amerika Serikat. Semua mata tertuju pada November, di mana keputusan akan diambil dan masa depan negara akan ditentukan.