Platform media sosial microblogging dari Meta, Threads, digadang-gadang hadir untuk menggusur peran Twitter. Namun, sejumlah pengguna merasakan pengalaman yang membosankan dengan media sosial buatan Mark Zuckerberg ini. Ketika Threads pertama kali diluncurkan tahun lalu, banyak pengguna Twitter memutuskan untuk beralih ke aplikasi ini. Namun, ternyata Threads sebagai alternatif tersebut memiliki banyak kekurangan.
Menurut The Guardian, sebenarnya ada beberapa alternatif lain untuk Twitter sebelum Elon Musk mengambil alih perusahaan tersebut. Contohnya, Bluesky, Mastodon, dan Truth Social milik Donald Trump. Meskipun begitu, ancaman terbesar bagi Twitter sebenarnya datang dari Threads, karena diluncurkan oleh Meta, perusahaan teknologi yang juga menguasai Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Sathnam Sanghera, seorang penulis dan jurnalis, memutuskan untuk meninggalkan Twitter dengan alasan sederhana. Menurutnya, media sosial dan pemiliknya, Elon Musk, telah memprovokasi kerusuhan SARA di Inggris. Sanghera menyatakan bahwa Twitter telah merusak tatanan sosial Inggris dan ia hanya menggunakan platform tersebut sesedikit mungkin.
Namun, alasan orang beralih dari Twitter ke Threads bukan hanya karena daya tarik media sosial tersebut. Sanghera mengatakan bahwa Threads memiliki beberapa fitur bagus, terutama karena terhubung dengan Instagram. Namun, ia merasa bahwa masih belum cukup banyak orang yang ia cintai yang aktif di platform tersebut.
Integrasi antara Threads dan Instagram menjadi faktor penting dalam pertumbuhan media sosial tersebut. Dengan 200 juta pengguna aktif pada awal bulan ini, Threads memiliki keuntungan besar karena basis penggunanya terdiri dari selebriti dan atlet. Emily Bell, direktur pusat Tow untuk jurnalisme digital di University of Columbia, New York, mengatakan bahwa untuk menarik pengguna dari Twitter, Threads harus menggaet para selebriti dan influencer terkenal.
Meskipun demikian, Bell menilai bahwa Threads masih belum sempurna. Ia merasa bahwa platform ini terlalu membosankan dan terlalu fokus untuk bersaing dengan Twitter. Nina Jankowicz, seorang peneliti misinformasi, menyatakan bahwa suasana di Threads berbeda karena mayoritas penggunanya adalah kelompok kecil yang dipilih secara selektif.
Meskipun Threads memiliki kelemahan, platform ini tetap menjadi alternatif menarik bagi pengguna yang ingin mencari pengalaman yang berbeda dari Twitter. Dengan integrasi yang kuat dengan Instagram dan basis pengguna yang terdiri dari selebriti, Threads memiliki potensi untuk terus berkembang dan menarik lebih banyak pengguna. Meski begitu, tantangan besar masih menanti platform ini untuk bisa bersaing dengan Twitter dan menjadi pilihan utama bagi pengguna media sosial.