Indonesia Terus Jaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

Indonesia Terus Jaga Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

Menteri Koordinator Airlangga Hartarto menjelaskan upaya Indonesia dalam menjaga perekonomian di tengah ketidakpastian global dalam Nikkei Forum 2024 di Tokyo. Dalam acara bertajuk ‘Future of Asia’, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia telah menjadi salah satu perekonomian terbaik di dunia selama pandemi COVID-19, dengan pertumbuhan rata-rata year on year sekitar 5% sejak kuartal kedua tahun 2021.

Pada kuartal pertama tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11% (yoy), sementara tingkat inflasi pada bulan April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%. PDB per kapita Indonesia juga cenderung meningkat, dengan target pendapatan per kapita USD 5.500 pada tahun ini.

Airlangga menekankan bahwa stabilitas politik dan sosial telah menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang stabil di Indonesia, memberikan kepastian bagi investor dan pelaku bisnis. Pemerintah Indonesia juga tengah melakukan transisi untuk memastikan keberlanjutan berbagai program, dengan fokus pada transformasi ekonomi untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

Dalam hal ini, Indonesia menghadapi middle income trap dan memiliki dua skenario pertumbuhan ekonomi untuk mengatasinya. Pertama, skenario Transformatif dengan pertumbuhan ekonomi 6% per tahun untuk lepas dari middle income trap pada tahun 2041. Kedua, skenario Optimis dengan pertumbuhan ekonomi 7% per tahun untuk lepas dari middle income trap pada tahun 2038.

Pemerintah Indonesia juga terus melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan iklim investasi, termasuk melalui kemudahan prosedur berusaha yang diimplementasikan dalam Undang-Undang Cipta Kerja. Indonesia juga sedang memproses keanggotaan OECD, dengan harapan dapat mendukung target PDB per kapita sebesar USD 30.300 pada tahun 2045.

Selain itu, Indonesia terus menggabungkan mesin pertumbuhan konvensional dengan mesin pertumbuhan baru yang diperkuat oleh industrialisasi masif, digitalisasi, dan transisi energi. Indonesia juga aktif dalam kerja sama ekonomi seperti CPTPP dan IPEF untuk memperluas pasar dan meningkatkan investasi.

Indonesia juga fokus pada kebijakan hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah, terutama dalam industri terbarukan seperti baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan. Indonesia juga berperan dalam AZEC untuk dekarbonisasi dan transfer teknologi rendah karbon, dengan 12 proyek kerja sama nyata dalam kerangka AZEC.

Dengan berbagai upaya ini, Indonesia terus berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan di tengah tantangan global yang kompleks.