Pasukan Bela Diri Jepang menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga keamanan negara mereka seiring dengan kemajuan teknologi militer di negara-negara tetangga seperti Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara. Ancaman tersebut meliputi penggunaan senjata hipersonik dan drone yang dilengkapi kecerdasan buatan, yang memperumit landscape pertahanan udara Jepang yang sudah ada.
Meskipun Jepang dikenal memiliki pertahanan udara yang kuat, namun kemajuan dalam teknologi rudal dan pesawat terbang telah membawa dampak signifikan. Drone otonom dan rudal balistik yang mampu terbang dengan lintasan tidak teratur di ketinggian rendah menjadi ancaman yang sulit diatasi.
Pemerintah Jepang menyadari perlunya meningkatkan sistem pertahanan negara mereka untuk menghadapi tantangan ini. Dalam Strategi Pertahanan Nasional terbarunya, Tokyo mengumumkan rencana untuk memperkuat kemampuan deteksi, pelacakan, dan intersepsi dengan menyatukan informasi dari berbagai sensor seperti radar dan sistem lainnya.
Meskipun Jepang telah menggunakan sistem pertahanan berlapis-lapis, para ahli berpendapat bahwa sistem ini tidak cukup untuk mengatasi ancaman yang semakin canggih. Oleh karena itu, Jepang sedang menjajaki solusi baru, termasuk teknologi seperti Integrated Air and Missile Defense (IAMD).
Beberapa perusahaan pertahanan, termasuk Lockheed Martin, RTX (dulunya Raytheon Technologies), dan Northrop Grumman, telah berdiskusi dengan pemerintah Jepang untuk memodernisasi sistem pertahanan udara dan rudal mereka. Salah satu solusi yang dipertimbangkan adalah penggunaan BattleOne/IBCS (Integrated Battle Command System) yang dapat mengintegrasikan sensor dan penembak di seluruh medan perang untuk mengoptimalkan respons terhadap ancaman.
Tokyo juga sedang mempertimbangkan peningkatan kapal perang yang dilengkapi Aegis, serta penggunaan teknologi seperti drone terarah-senjata energi. Kerja sama dengan sekutu seperti AS dan Australia juga menjadi bagian dari strategi pengembangan sistem pertahanan baru.
Meskipun rincian teknisnya rahasia, keputusan Jepang dalam memilih sistem pertahanan terbaru akan memerlukan perhitungan risiko yang cermat dan koordinasi yang erat antara cabang-cabang SDF (Self-Defense Forces).
Jepang berada di tengah-tengah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan mereka menghadapi ancaman yang semakin kompleks dari senjata hipersonik dan drone canggih. Dengan menjajaki berbagai solusi baru, termasuk teknologi IAMD dan kerja sama dengan sekutu, Tokyo berusaha untuk memastikan keamanan negara mereka di era pertahanan modern yang semakin kompleks.