Faktor Pendorong Fenomena Belanja Berlebihan

Faktor Pendorong Fenomena Belanja Berlebihan

Tren media sosial “No Buy Challenge” yang sedang populer di media sosial saat ini membuat kita semua harus berpikir ulang tentang masalah overconsumption atau konsumsi berlebihan. Tren No Buy Challenge ini mengajak kita untuk tidak membeli barang-barang yang tidak penting sampai tahun 2025. Menurut pendiri Komunitas Gaya Hidup Minimalis “Lyfe with Less”, Cynthia Suci Lestari, tren ini membantu masyarakat untuk memahami nilai-nilai bijak dalam berbelanja. “Banyak orang yang terlibat dalam tren ini, menunjukkan bahwa mereka sudah sadar akan masalah overconsumption dan butuh melakukan sesuatu,” ujarnya kepada Kompas.com.

Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan kebiasaan konsumsi berlebihan ini? Berikut penjelasannya:

1. Media sosial

Perkembangan teknologi digital dan media sosial yang pesat telah menciptakan banyak tren baru yang muncul dan berganti dengan cepat. Banyak orang ikut-ikutan membeli produk yang sedang trend tanpa memikirkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan. Akibatnya, barang tersebut seringkali tidak terpakai karena tidak lagi trend. Kehadiran media sosial memungkinkan orang untuk membeli sesuatu tanpa benar-benar mempertimbangkan kebutuhan mereka. Selain itu, menjadi afiliasi di media sosial juga semakin mudah, sehingga orang bisa dengan mudah mempromosikan produk tanpa harus memiliki banyak pengikut. “Mereka hanya perlu membagikan di sana-sini, dan karena kita suka melihat barang-barang cantik, tanpa berpikir panjang langsung saja check out,” tambahnya.

2. Fast production

Produksi barang secara cepat juga menjadi faktor pendorong dari konsumsi berlebihan. Masyarakat sudah terbiasa dengan barang-barang yang diproduksi dengan cepat, seperti fesyen atau skincare. Hal ini membuat orang merasa perlu untuk selalu mengikuti tren agar tidak ketinggalan. Sehingga, pola konsumsi pun semakin meningkat karena dorongan untuk selalu memiliki barang terbaru. “Dengan adanya produksi yang cepat, orang menjadi cepat bosan dan terus mencari tren baru yang muncul dengan cepat,” jelas Cynthia.

Dengan adanya tren No Buy Challenge, diharapkan masyarakat bisa lebih bijak dalam berbelanja dan tidak terjebak dalam lingkaran konsumsi berlebihan. Semoga tren ini bisa memberikan dampak positif bagi kita semua dan membuat kita lebih sadar akan pentingnya mengontrol kebiasaan belanja kita.